Minggu, 06 April 2008

Apakah Pertumbuhan Kota Tanpa Sistem Perencanaan Dapat Mengancam Perkompleksan Angkor?

Angkor Wat
Angkor Wat dapat bertahan sejak abad ke-12, melalui perang, vendalisme, penjarahan, ketidakpedulian, dan juga hutan disekitarnya.

Kompleks Angkor, pusat kekaisaran Khmer, di Kamboja, adalah kawasan permukiman terbesar di dunia sebelum masa industri. Angkor berasal dari abad ke-9 dan di dalamnya termasuk Angkor Wat, salah satu monumen religius terbesar. Kompleks itu berkembang selama 600 tahun sebelum secara misterius menghilang dari sejarah.

Pencitraan terbaru memakai radar yang baru-baru ini dimintakan kepada NASA oleh Proyek Angkor Besar, Permukiman tersebut jauh lebih besar daripada yang diperlihatkan survei-survei sebelum ini. Citra itu memperlihatkan lusinan kuil yang sebelumnya tidak diketahui seperti: Kolam Buatan, Persawahan, Lokasi Perumahan, dan serangkaian Saluran Irigasi yang merupakan bagian dari kompleks kota yang diperbesar.

Penemuan tersebut memperluas batas daerah permukiman Angkor menjadi lebih dari 1.160 mill persegi (3.000 kilometer persegi), skala yang jauh lebih luas daripada permukiman par-Colombus manapun di Amerika. Ukuran Angkor yang sangat besar mungkin menyebabkan kota itu mengompromikan daya hidupnya dan akhirnya membuat kota itu runtuh.

Para peneliti menemukan bukti versi abad pertengahan mengenai perkembangan kota tanpa perencanaan mungkin menyebabkan runtuhnya Angkor. Berbagai bentuk petunjuk dari citra satelit dan hasil galian arkeologis memperlihatkan kepadatan penduduk yang melebihi daya tampung dan penggundulan hutan untuk pertumbuhan kota yang ekspansif tampaknya menyebabkan kawasan tersebut kehilangan daya dukungnya terhadap populasi yang membengkak.

Tidak ada komentar: